Photobucket

Senin, 22 Agustus 2011

STRESS

Stress adalah suatu ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang. Jadi stress disini adalah respon atau tanggapan dari tubuh, baik secar fisik maupun mentalterhadap tuntutan atau perubahan di lingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengancam diri individu serta mengarah pada prilaku yang tidak wajar.
Stress yang dirasakan oleh manusia dapat mempengaruhi kehidupannya karena dapat menimbulkan hilangya selera makan, bicara berlebihan atau juga menarik diri, gejala muka yang memerah atau tubuh yang menggigil kedinginan, dan masih banyak lagi. Stress dapat menimbulkan dampak negatif, misalnya: pusing, tkenana darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa tidur atau merokok terus menerus. Selain itu, stress juga dapat menyebabkan seseorang menjadi lebih sensitif/peka terhadap depresi, kecelakaan, virus, masuk angin, serangan jantung, bahkan kangker.

4 Gejala Stress
Stress tidak hanya menyangkut pada segi lahir, tetapi juga batin kita, maka tidak mengherankan jika gejala stress ditemukan dalam segala segi diri kita yang penting : fisik, emosi, intelek, dan interpersonal. Beberapa contoh dari gejala-gejala stress sebagai berikut:

1. Gejala fisik
Beberapa gejala yang sering dialami oleh lanjut usia :
  • Sakit kepala, pusing, pening
  • Tidur tidak teratur : Insomnia(susah tidur), bangun terlalu awal.
  • Sakit punggung, terutama dibagian bawah.
  • Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu.
  • Tekanan darah tinggi atau serangan jantung.
  • Berubah selera makan.
  • Mudah lelah atau kehilangan daya energi.
  • Bertambah banyak melakukan kekeliruan atau kesalahan kerja dan hidup.
2. Gejala Emosional
Gejala stress yang berkaitan dengan keadaan psikis atau mental dari lanjut usia. Bila tidak ditangani dengan baik stress ini dapat membawa orang berurusan dengan psikiater. Contoh dari gejala emosional:
  • Gelisah atau cemas,
  • Sedih, depresi, menangis
  • Mood atau suasana hati sering berubah-ubah
  • Mudah panas atau cepat marah
  • Rasa harga diri menurun atau merasa tidak aman
  • Terlalu peka dan mudah tersinggung
  • Gampang menyerah pada orang dan mempunyai sikap bermusuhan
  • Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental (burn out)
3. Gejala Intelektual
Stress juga berdampak pada kerja intelek. Gejala intelektual ini berkaitan dengan pola pikir seseorang. Gejala yang paling sering muncul pada lanjut usia:
  • Susah berkonsentrasi dan memusatkan pikiran,
  • Sulit membuat keputusan,
  • Mudah lupa (pikun),
  • Daya ingat menurun,
  • Melamun secara berlebihan,
  • Produktifitas atau prestasi kerja menurun,
  • Mutu kerja rendah,
  • Dalam kerja bertambah jumlah kekeliruan yang dibuat.
4. Gejala Interpersonal
Gejala stress yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah, gejala-gejala tersebut antara lain:
  • Kehilangan kepercayaan pada orang lain,
  • Mudah menyalahkan orang lain,
  • mudah membatalkan janji atau tidak memenuhinya
  • Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan kata-kata,
  • Mengambil sikap terlalu membentengi dan mempertahankan diri,
  • Mendiamkan atau memusuhi orang lain.
sumber :Buletin RSJ Provinsi NTB, Edisi II Periode April - Juni Tahun 2011.

Kamis, 04 Agustus 2011

TIPS MENJAGA KESEHATAN JIWA

Dari berbagai hal yang disarankan, beberapa langkah di bawah ini terbukti berhasil mengurangi ketegangan atau kelelahan psikis. Jika tak mampu melaksanakannya sekaligus, Anda bisa melakukannya bertahap kok.
  1. Berolah raga ;  penelitian menunjukkan bahwa olah raga lebih efektif dalam mencegah dan mengobati depresi daripada obat-obatan.
  2. Ekspresikan cinta ; memberi dan mendapatkan cinta kasih membuat hidup kita bahagia. Mencurahkan cinta kasih kepada keluarga, kerabat, dan orang lain adalah kunci kebahagiaan rohani.
  3. Kurangi menonton TV, Film, dan video/online game ; menonton film atau bermain game online berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan mental. Kekerasan dalam tayangan berita, film laga, dan game dapat mengurangi keseimbangan emosional, membuat depresi dan mempengaruhi respon emosi kita. Setelah melihat begitu banyak kekerasan, kita bisa tidak lagi mengenalinya sebagai kekerasan. Kilasan iklan di TV juga menyebabkan indera dan otak kita overload serta kelelahan. Banyak film yang menghibur, tetapi ada juga yang membangkitkan emosi negatif bagi sebagian orang. Bagi orang yang sensitif atau pernah mengalami semacam trauma dalam hidupnya, mengurangi waktu dan intensitas menonton tayangan yang memicu emosinya akan membantu menjaga keseimbangan jiwa. Fokuslah pada hal-hal yang positif. Cobalah membaca berita, dari pada menonton berita televisi. Membaca lebih berpengaruh lembut pada pikiran dan kita bisa lebih selektif.
  4. Mengapresiasi dan membuat karya seni ; menikmati seni lukis, seni fotografi, seni musik, seni tari dan bentuk-bentuk lainnya bisa menjadi stabilisator mood alami dan bermanfaat menyegarkan pikiran. Menghasilkan karya seni yang dapat dinikmati orang juga membantu seseorang untuk membangun harga diri, sesuatu yang penting bagi kesehatan mentalnya.
  5. Beribadah ; melaksanakan ibadah da berdo’a secara rutin memenuhi kebutuhan rohani kita, yang merupakan komponen vital dalam kesejahteraan jiwa.
  6. Rekreasi di luar rumah ; cobalah untuk menjauhi rutinitas dengan menghabiskan waktu di alam. “Terapi Hijau” bisa menjadi salah satu cara efektif untuk menemukan kedamaian batin, dan menenangkan pikiran kita, menemukan pencerahan dan membebaskan dari pikiran negatif.
  7. Hindari mengisolasi diri ; menjadi bagian dari komunitas yang saling memberikan dukungan dan bertemu secara teratur dapat sangat membantu kita melewati krisis dan tetap positif.
  8. Menjaga keseimbangan diet makanan ; diet dapat memperburuk gejala berbagai penyakit termasuk autisme, skizofrenia, depresi, kecemasan dan serangan panik. Makanan yang dibutuhkan untuk kesehatan mental yang baik adalah buah dan sayuran serta makanan yang mengandung asam lemak essenaial, seperti ikan belida, tongkol, labu, dan kacang-kacangan. Susu dan coklat juga dipercaya menimbulkan efek menenangkan pikiran.
  9. Hindari pornografi ; rangsangan seksual pornografi dapat berkontribusi pada tumbuhnya kekosongan emosional yang dapat menyebabkan depresi, gangguan bipolar serta kesehatan mental lainnya. Hanya hungan seksual dengan pasangan yang sah dan saling mengasihilah yang dapat mengisi kebutuhan fisik dan emosional kita.
  10. Lakukan kegiatan yang membangun rasa percaya diri ; belajar memainkan alat musik, menguasai keterampilan bela diri, mendapatkan hadiah lomba, dll. akan membantu anak-anak membangun rasa percaya diri.
  11. Jaga pikiran selalu aktif dengan membaca ; membaca dapat menjadi penguatan mental, terutama jika kita fokus pada bacaan yang positif. Berlangganan beberapa majalah atau membeli buku buku biografi yang mendidik bermanfaat bagi kesehatan mental.
  12. Jadilah pribadi yang lebih terorganisir ; Hindari menunda-nunda pekerjaan, bersihkan dan tatalah harta benda Anda. Singkirkan kekacauan. Buang barang-barang yang tidak terpakai, selesaikan atau delegasikan pekerjaan yang menggantung, dan bila perlu mintalah bantuan orang lain untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
sumber: Lentera Jiwa edisi 06 / November2010-Januari 2011

Selasa, 02 Agustus 2011

INSTALASI LABORATORIUM


INSTALASI LABORATORIUM MELAYANI:
  • Pemeriksaan Lab rutin, Lengkap
  • Pemeriksaan Narkoba (STIK)
  • HIV/AIDS

INSTALASI FARMASI


  • Melayani resep pasien umum, ASKES SOSIAL dan JAMKESMAS

INSTALASI PSPRS


  • Melayani kerjasama dalam hal pembakaran limbah Medis padat

INSTALASI GIZI

  • Melayani Pemesanan makanan sesuai dengan kelas perawatan
  • Akan mengembangkan kegiatan konsultasi Gizi